Para ahli itu menyebutkan bahwa kenaikan permukaan air laut itu disebabkan oleh emisi karbon dioksida yang terus-terusan dipompa ke atmosfer. Emisi itulah yang menyebabkan runtuhnya es di Antartika Barat, yang diperkirakan akan terjadi sekitar tahun 3000. Jika itu terjadi, maka volume air laut naik dan mungkin saja akan terjadi bencana.
Bahkan, "Lapisan es Antartika kemungkinan besar akan runtuh lebih cepat. Dan efek dari inersia (kelembaban) perubahan iklim yang sebenarnya akan jauh lebih buruk," kata Profesor Shawn Marshall, pemimpin studi dari University of Calgary di Kanada, yang dikutip VIVAnews dari Daily Mail, Selasa 11 Januari 2011.
Studi terbaru ini, yang sempat dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, merupakan studi pertama yang memprediski nasib Bumi pada 1000 tahun mendatang. Para ilmuwan menggunakan simulasi komputer untuk menjelajahi skenario 'emisi nol' yang dimulai pada tahun 2010 dan 2100.
Selain es Antartika Barat yang mencair, di waktu yang sama, 30 persen gurun di bagian utara Afrika berubah menjadi tanah kering. Pemanasan laut yang meningkat sampai lima persen memicu runtuhnya lapisan es Antartika Barat, yang luasnya kurang lebih sama dengan luas padang rumput di Kanada.
Penelitian ini belum usai. Para ilmuwan berencana untuk melanjutkan riset ini untuk mengetahui lebih lanjut kapan es Antartika Barat benar-benar hancur dan mencair.
0 komentar:
Posting Komentar